BERBURU KHODDAM
Seperti yang diuraikan di judul khodam jin dan khodam malaikat, ternyata wali ada dua:
1). Auliyaaur-Rohmaan, (Wali-walinya Allah).
2). Auliyaausy-Syayaathiin, (Wali-walinya Setan).
Tentang walayah (kewaliayan) Allah menetegaskan dengan firman-Nya:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah adalah Walinya orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, Wali-walinya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan”. (QS.2/257)
Maksud ayat, Allah yang menolong orang-orang beriman, yakni mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid, dari kesusahan kepada cahaya kegembiraan. Menolong dengan melepaskan mereka dari himpitan problem kehidupan, menolong dengan memberikan berbagai macam fasilitas dan kemudahan, menolong dengan menurunkan tentara-tentara yang tidak dapat kamu lihat, menolong dengan menurunkan malaikat-malaikat sebagai pelindung dan pembimbing. Hal itu terjadi, karena Allah mencintai orang-orang beriman dan orang-orang yang beriman itu mencintai Allah s.w.t.
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَى لَهُمْ
“Yang demikian itu karena disebabkan sesungguhnya Allah adalah kekasih orang-orang yang beriman dan sesungguhnya orang-orang yang kafir mereka tidak mempunyai kekasih”. (QS. Muhammad; 47/11)
Dan juga firman-Nya:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah”. (QS. al-Baqoroh; 2/165)
Adapun orang kafir, mereka tidak mempunyai kekasih dari pihak Allah akan tetapi dari pihak Thoghut atau tentara setan. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah s.w.t melalui ayat-ayat-Nya di atas:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang tidak percaya, Wali-walinya adalah setan yang mengeluarkan dari Nur kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. al-Baqoroh; 2/257)
Setan dijadikan wali bagi orang-orang kafir, maka setan itulah yang akan membimbing orang tersebut keluar dari cahaya menuju kegelapan. Keluar dari iman kepada kafir dan dari tauhid kepada syirik. Dengan membimbing mereka menuju kesenangan sesaat, mengikuti kehendak hawa nafsu, namun akhirnya tanpa terasa mereka terjerumus ke jurang neraka. Oleh karena orang-orang kafir itu telah dicintai setan sejak hidup mereka di dunia, maka di nerakapun mereka itu diharapkan tetap berkumpul lagi dengan setan untuk selama-lamanya.
Sebagaimana tanda-tanda kecintaan Allah s.w.t kepada orang-orang yang beriman, dengan menurunkan malaikat-malaikat kepada mereka sebagai khodam-khodam, maka demikian pula setan Jin. Demi kelanggengan kecintaannya itu, dan supaya mereka dapat selalu bersama-sama dengan setan sampai di neraka kelak, maka setan Jin juga menempatkan tentara-tentaranya untuk menyertai hidup orang-orang kafir sebagai khodam mereka.
MENGENALI KHODAM
Setiap manusia sesungguhnya sudah dibekali Allah s.w.t dengan teman (qorin) dari golongan Jin, bahkan sejak manusia dilahirkan oleh ibunya. Rasulullah s.a.w telah menegaskan hal itu dengan sabdanya:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وَكَّلَ قََرِيْنَهُ مِنَ الْجِنِّ . قَاُلْوا أَاَنْتَ يَارَسُوْلَ اللهِ . قَالَ: وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللهَ قَدْ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِالْخَيْرِ . رواه مسلم.
“Tidaklah dari salah satu diantara kalian kecuali sesungguhnya Allah telah mewakilkan temannya dari jin, mereka bertanya: “Apakah engkau juga ya Rasulullah?”, Rasul s.a.w menjawab: “Dan juga kepadaku, hanya saja sesungguhnya Allah telah menolongku mengalahkannya, maka ia masuk Islam, maka ia tidak memerintah kepadaku kecuali dengan kebaikan”. (HR Muslim)
Rasulullah s.a.w meskipun dibekali teman dari Jin, namun Allah memberikan pertolongan kepada Beliau sehingga Jin yang menyertai Nabi s.a.w masuk Islam. Dengan itu jin tersebut tidak memberikan bisikan kepada Baginda Nabi kecuali dalam kebaikan, demikianlah yang disampaikan dalam sabdanya di atas. Maka hadits ini menjadi bukti bahwa bagian dari fungsi khodam Jin itu adalah mempengaruhi manusia dengan perintahnya.
Hanya saja, oleh karena Allah s.w.t telah memberikan pertolongan kepada Baginda Nabi s.a.w, meskipun jin itu memberikan perintah, namun itu hanya dalam kebaikan. Melalui hadits ini juga terbukti, ternyata khodam yang baik itu tidak hanya dari golongan malaikat saja, akan tetapi juga ada yang dari golongan Jin. Lebih jelas lagi dari apa yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi s.a.w di dalam hadits yang lain:
فُضِّلْتُ عَلَى آَدَمَ بِخَصْلَتَيْنِ. اَلأَوَّلُ: إِنَّ الشَّيْطَانِي كَانَ كَافِرًا فَأَعَانَنِيَ اللهُ عَلَيْهِ حَتَّى أَسْلَمَ. وَالثَّانِيَةُ: إِنَّ أَزْوَاجِيْ كُنَّ عَوْنًا لِي فِي خَيْرٍ . وَأَنَّ الشَّيْطَانَ آَدَمَ كَانَ كَافِرًا وَزَوْجَتُهُ كَانَتْ عَوْنًا عَلَيْهِ.
“Aku diutamakan melebihi Adam dengan dua keadaan: pertama, sesungguhnya setanku adalah kafir, kemudian Allah memberi pertolongan kepadaku sehingga setanku masuk Islam, dan yang kedua, sesungguhnya adalah istri-istriku selalu menolong kepadaku di dalam kebaikan, sedangkan Adam, setannya adalah kafir dan istrinya adalah menolong kepada setannya”.
Walhasil, dari sekian uraian di atas, baik yang bersumber dari firman-firman Allah s.w.t maupun hadits-hadits Nabi s.a.w dapat diambil beberapa kesimpulan: Bahwa keberadaan khodam-khodam itu ternyata memang ada, bahkan ada yang yang sudah diikutkan manusia sejak dilahirkan oleh ibunya. Di antara khodam-khodam itu ada yang menguntungkan ada yang merugikan. Namun demikian, adanya khodam itu tidak didapatkan dengan cara diburu ke sana ke mari, melainkan didatangkan oleh Allah s.w.t sebagai bonus ibadah, baik secara langsung mengikuti hikmah yang dikehendaki-Nya atau melalui proses dan sebab-sebab yang berkaitan dengan ikhtiar serta amal ibadah.
Di antara khodam-khodam itu ternyata ada yang sudah diikutsertakan Allah kepada manusia sejak ia dilahirkan ibunya. Padahal dalam kenyataannya tidak semua orang dapat merasakan keberadaannya terlebih mengenalinya. Bagaimanakah yang demikian itu dapat dinalar secara rasional?
Manusia dengan khodamnya, ibarat manusia dengan bayang-bayangnya sendiri. Bayang-bayang itu menjadi ada, bukan karena ada dengan sendirinya, namun karena ada sinar yang menyinari manusia. Seperti malam ketika sedang berkabut hingga menjadi gelap gulita, jangankan bayang-bayang, gunung di pelupuk mata pun tidak tampak. Demikian itu karena tidak adanya sinar yang menerangi persada. Namun ketika matahari mulai memancarkan sinar, seiring fajar pagi kian terang, maka sedikit demi sedikit gunung yang tadinya tidak kelihatan mulai menampakkan diri. Yang asalnya seperti gundukan asap hitam, semakin lama menjadi semakin terang, dan ketika matahari semakin tinggi, tidak ada kabut dan mendung yang menghalangi, maka gunung itupun semakin menampakkan diri. Ketika sinar matahari telah sempurna memancar pada titik kulminasi, maka gunung itu semakin kelihatan indah karena bayang-bayang pemisah antara dua celah yang semula tidak kelihatan kini ikut mempercantik wajahnya. Seperti itulah cara mengenali khodam. Artinya, khodam itu tidak harus dicari ke sana ke mari, melainkan didapatkan dengan jalan mendekatkan dirinya kepada titik pancaran sinar matahari.
Yang dimaksud sinar matahari itu adalah Nur langit dan Nur bumi, yaitu Nur dan Hidayah Allah s.w.t yang menerangi rongga dada seorang hamba sehingga matahati yang ada di dalamnya menjadi tembus pandang. Maka mendekatkan diri kepada sinar matahari itu berarti mendekatkan diri kepada Allah s.w.t supaya dengan itu seorang hamba mendapatkan hidayah-Nya.
Supaya orang dapat sinar matahari, dia harus mendekatkan diri kepada sumber sinar, sekaligus menghilangkan sesuatu yang dapat menghalangi dirinya dari sinar tersebut. Seperti itulah cara orang mengenali khodam-khodamnya, di samping ia harus mendekatkan diri kepada Allah s.w.t, juga harus menghilangkan dan menghapus hijab-hijab yang menutupi matahatinya, sehingga mampu menangkap pancaran Nur dan Hidayah dengan sempurna. Dengan sinar hidayah itu alam yang semula gelap gulita menjadi terang benderang karena matahati seorang hamba menjadi tembus pandang. Hamparan dada yang semula sempit dan dangkal itu kini menjadi dalam dan luas karena bagian rahasia alam telah tersingkapkan. Dengan semakin luasnya ilmu dan pengenalan diri, baik kepada diri sendiri dan lingkungan, terlebih pemahaman akan rahasia urusan Tuhannya, maka dengan izin-Nya seorang hamba akan semakin mengenali apa-apa yang ada di sekelilingnya. Mereka dapat menngenali dimensi-dimensi lain yang ada di alam semesta, di antaranya adalah dimensi rahasia khodam-khodam yang menyertai hidupnya.
Ini adalah ‘kunci rahasia’ untuk membuka pintu rahasia yang selama ini seakan tertutup rapat itu. Merupakan password yang dapat menguak dimensi alam yang seakan terhalang. Kunci permasalahan yang dapat dijadikan dasar kajian sekaligus bekal utama supaya seorang hamba mampu mambangun amal untuk melatih diri membakar hijab dan menembus sekat yang menghalangi, mengadakan pengembaraan dan bermi’raj menuju dimensi yang diselimuti. Menyelesaikan tahapan, menempuh tanjakan, menyiasati jebakan dan menyingkirkan rintangan, supaya perjalanan tidak tersesat di tengah jalan, sehingga seorang pejalan mendapatkan apa-apa yang sudah disiapkan.
Jadi, berburu khodam itu tidak harus melakukan perjalanan pergi kesana-kemari, akan tetapi dengan gerakan diam. Artinya melakukan amal dalam pengabdian hakiki, baik dzikir dan wirid, maupun mujahadah dan riyadlah, semuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Hal tersebut bisa dilakukan dimana saja, baik di dunia rame maupun sepi, asal hanya untuk mengharapkan ridla-Nya. Selanjutnya berserah diri kepada-Nya terhadap apa-apa yang yang diharapkan. Demikian itu, karena Allah tidakl jauh dari hamba-Nya. Allah sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari urat lehernya. Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui terhadap apa-apa yang dikerjakan hamba-Nya, baik dari perbuatan taat maupun maksiat dan Allah juga Maha Kuasa membalas amal ibadah yang dikerjakan hamba-hamba-Nya itu.
Ketika Allah s.w.t telah membuka matahati seorang hamba, buah amal ibadah yang dijalani, maka baginya tidak ada rahasia lagi di alam ini. Seperti ketika mentari telah memancarkan sinarnya dari titik kulminasi, maka persada yang semula gelap seketika menjadi terang benderang, sehingga semut hitam yang berhenti di atas batu hitam yang semula samar, sekarang menjadi tampak terang. Namun demikian, oleh karena yang rahasia harus tetap dalam kerahasiaan dan tidak boleh dibuka kecuali kepada ahlinya, maka pembicaraan dalam kaitan yang rahasia harus ada batasan.
Terlebih urusan khodam yang hanya dapat dikenali dengan ilmu rasa. Padahal tidak ada jalan untuk menghasilkan ilmu rasa kecuali dengan amal (praktek), maka tidak mungkin uraian tentang khodam ini dapat diperpanjang lagi. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang ingin melanjutkan pencarian, silahkan meneruskan sendiri semampu mungkin dengan mencari bahan tambahan, baik dari ayat-ayat al-Qur’an maupun Hadits-Hadits Nabi s.a.w yang tentunya harus didampingi para Ulama’ ahlinya sebagai guru dan pembimbing, sambil memohon petunjuk dan taufiq kepada Allah s.w.t agar kita semua terjaga dari segala tipudaya kehidupan.
(malfiali, 22 Oktober 2008)
Ass.wr.wb
Pak Kyai, dengan membaca artikel ini berarti kita sudah tau kalau kita punya Qodam, tapi kita tidak tau Qodam Malaikat atau Jin, Nah bisa atau boleh nggak kita do’a kan Qodam kita supaya kebaikan mereka mendapat pahala dari Allah SWT atau mungkin kita berdoa supaya Qodam yang jelek tidak memasuki kita dan apabila memang yang jelek memasuki kita kemudian kita berdo’a kepada Allah SWT supaya Qodam jeleknya dilaknat oleh Allah SWT.
Terimakasih pak Kyai.
Buat Den Ngarso. Ass. Wr. Wb.
Jika kita ingin tahu khodam kita malaikat atau jin, maka kenalilah melalui prilaku kita sendiri. Jika kita termasuk orang yang taat dan istiqmah, insya Allah khodam kita malaikat. Jika kita ingin kenal mereka, berarti kita harus mampu menjalani kehidupan sufi. Meminjam ungkapan mereka: “mati sakjeroning orip, supoyo bisa orep sak jeroning mati”.
Khodam-khodam itu, baik yang jelek maupun yang baik, mereka itu hanya melaksanakan fungsi hidup yang sudah ditetapkan Allah s.w.t sejak zaman azali, jadi tidak perlu kita do’akan. Mereka akan mendapatkan sebagaimana yang sudah ditetapkan. Dalam kaitan khodam ini, jelek dan baik itu diperlukan dalam hidup kita, supaya kita bisa menghindari bisikan yang jelek dan mengikuti bisikan yang baik, itulah hakekat amal. Manusia akan disampaikan sesuai amal perbuatnnya: “lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(QS.al Jumu’ah/8) Was.
mohon bimbingannya bagaimana kita bisa mengetahui khodam kita dandapat membuat kebaikan dengan sesama,mengobati dll
—————
kaitan ini kita harus praktek secara langsung …. nyantri di pesantren bareng aku ya Mas Andri … ??
mas saya jauh dari riau dan saya memang kepingin belajar tapi bagamana bisa nggak saya belajar dari media ini,saya benar karena keterbatasan biaya serta susah meniggalkan anak istri,nggak ada yang cari nafkah,dan saat ini dirumah tempat saya tinggal sering digganggu jin,anak pada takut,jadi dalam hal ini saya memang benar ingin tahu keberadaan gaib tsb,dan jangan sampai kami terpedaya oleh mahluk yang jahat mengaku baik,mengaku khodam,tapi ini jelas menggaggu,saya benar mengharapkan bantuan doa serta masukan buat saya,dalam hal ini saya sudah terlalu lelah dalam hal gangguan gaib,tapi saya memang tidak dapat melihat yang namanya itu jin ataupun khodam,jika saya dapat tau apakah itu khodam baik ataupun jin jahat,maka dari itu saya ingin bertanya apakah ada media untuk dapat mengetahui baik dan buruknya khodam atau jin tsb.dan dapat digunakan dalam hal kebaikan,terima kasih sarannya wasallam
buat web hanya 100.000 hanya di zona-calyzta.co.cc
asslkum…sy mau nanya,tmen kerja saya punya kelebihan dia bisa baca pikiran orng lain,dia bs baca lewat khodam nya orng yg mau di baca pikirannya…pdahal dia itu orngnya jarang melakukan ibadah tp dia kok bs begitu?apakah itu karena keturan atau apa?contoh…dia bs tau secara detail rumah orng,pdhal dia belum pernah sama sekali main ke rumahnya…
assalammu’alaikum…..cara membuka khodam tuh gmna???…
siapa nama kita sebenarnya ???
kalau cara mmskan khodam gmana
Pak kyai Yth,
Assalamualaikum
Saat membaca artikel2 pak kyai, saya jadi ingin banyak tau tentang hal2 yg selama ini kurang saya ketahui, beberapa kali saya mencium wangi yg harum dengan wangi yg berbeda dan ditempat yg berbeda pula, pernah saya lg mengendarai mobil selintas ada wangi spt minyak wangi non alkohol, bahkan saat saya selesai wiridan seluruh tubuh saya tiba2 berdesir,darah saya bergejolak, tak lama tercium wangi daun pandan dan terdengar suara orang mengucap salam tp sy tidak melihat apa2, kemudian saya teruskan wirid saya, suara salam itu kemudian muncul lagi dan saya jawab. setelah itu saya selesaikan wirid saya. minta penjelasan pak kyai tentang yang saya alami. Al fakir. fadli. wassalam.
assalamualaikum wr. wb.
pak kyai bagaimana cara-cara yang baik untuk mendapatkan khodam ?
assalamualaikum pak kyai,,,apakah kkodam itu sendiri bisa membantu kita dalm mengerjakan suatu hal…misal kan menjaga orang2 terdekat seperti ibu ato ayah,,,terima kasih seblum nya,,wasalamualaikum warohmatulohiwabarookatu…
Assalamu’alakum wbr
Pak kyai web nya mirip punya christologi… ada hubungannya gt
assalamu’alaikum wr.wb.
yth:romo yai ,gimana kulo ngetok aken khodam , saya masih remaja ,apakah bisa.
.trimakasih.
Dzikir yg ikhlas, dkt ma org yg sholeh ntar tau sendiri..
Assalamuallaikum wr wb…
Mohon ijin bertanya Kyai… Apakah Khodam Malaikat butuh makan? Kalau iya makannya apa? mohon penjelasannya sebelumnya saya ucapan terima kashi..
Wassalamualaikum warohma…
pengen buka khadam
allahu akbar posting di atas sangatlah bermanfaat
kadang2 saya bertanya diri.saya alam.goip itu di mana apa yang ada di.sana.., saya carik guruh tak boleh saya jagah anak saya..,
mintak.maaf kalau ada kata2 yang salah saya tak berniat mempengaruhi orang islam saya ni islam maksud.saya belum.tibah masanya saya cari.guruh saya jaga anak saya tiada.jagah anak saya
assallamualaikum.wr.wbr. abah luthfi